HANYA UNTUK SEHARI
Awan mendung nampaknya menutupi kemilaunya
mentari hari ini, bunyi gemericik air hujan yang turun di bumi saling
berdendang satu sama lain. Sang mentari
pun enggan untuk menampakkan rona
pancaran kemilau cahayanya
sebagaimana mestinya. Sembari menunggu cerahnya mentari dan hujan yang turun Dion
pun mengisi kekosongan waktu dengan bersiap-siap
dan merapikan diri. Yah nama ‘Dion’ telah melekat dalam
panggilan sehari-harinya . Meskipun nama aslinya adalah Andion Abdurrahman.
Dengan
rasa gelisah dan cemas Dion
pun sesekali melirik penuh harap ke
jendela agar hujan cepat berhenti . Namun sayang, Allah masih ingin memberi
limpahan rezeki di daerah Serang pada
Senin ini untuk waktu yang cukup lama.
Usai
merapikan diri pun nampaknya
belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Dion melaksanakan sholat dhuha 2 rakaat
sembari menunggu hujan reda. Usai melaksanakan itu, hujan pun belum
kunjung reda. Malah hujan turun semakin deras. Timbul rasa keputusasaan, dan Dion mempunyai niat untuk
membatalkan janji dengan temannya. Karena niatnya hari ini Dion ingin foto
studio bersama temannya bersama Dian sekaligus
temu jumpa hanya untuk sehari sebelum Dion kembali ke perantauannya.
Dian
telah cukup lama menjalin persahabatan dengan Dian sejak TK. Tujuan Dion photo studio kali ini
adalah sebagai acara
ulang tahun Dion yang ke-19 tahun. Meskipun ulangtahun Dion sendiri sudah lewat yakni 7 Desember silam. Namun
karena mereka baru bertemu. Maka Dion
pun lantas memanfaatkan moment kesempatan hari ini. Dian berkuliah di Banten,
Sedangkan Dion sedang menempuh pendidikan di provinsi tetangga sebelah.
Wajarlah kalau Dion
merasa agak kehilangan sahabat karibnya tersebut. Dan ingin memberi sedikit kenangan pada Dian. Pesan singkat pun
dikirim Dion
yang sudah putus asa menunggu hujan yang tak kunjung reda isinya seperti ini :
Hei,
ujannya ga berenti-berenti gimana nih? Kyaknya kalo gaberenti juga gapapa deh
gausah jadi aja.
Dengan cepat si
Dian pun menerima pesan
singkat dan membalasnya kepada Dion
yang isinya berikut ini :
Yaampun
Dion selow aja keleus,kan
sekarang cuma tinggal gerimisnya tungguin aja.Pasti ujannya berenti kok ya
okeee. Pokoknya ujan gaujan sejam lagi kamu harus jemput kamu yaa ^__^
Karena
kala itu sedang hujan, operator sms yang Dion
gunakan pun adalah kartu sejuta umat murah meriah Dion pun baru menerima
pesan singkat tersebut setengah jam kemudian. Dian mengirim jam 10.00 wib dan Baru dibalas
oleh Dion pukul 10.30 wib
isinya seperti berikut :
Okee,eh
tapi sms kamu
tadi nyangkut. aku
baru nerima jam segini sorry ya kalo penyakit ngaret aku kambuh hehehe. See you
sampe jumpa ya,kamu
mesti kudu rapih,wangi,bersih dan yang pasti jangan lupa bawa diri hehehe.
Setengah
jam kemudian Dion pun menjemput Dian. Untungnya Dion tidak ngaret. Kerena
hanya menggunakan pakaian simple kemeja kuning yang dibiarkan terbuka dan
menggunakan dalaman manset hitam panjang dengan krudung hitam plus dipercantik
menggunakan sepatu precise sehingga membuat Dian cantik dan menawan. Sedangkan Dion dengan
sepatu model dance nampak casual sekali dengan kemeja hitam-putih yang di lengkapi dengan bawahan celana jeans
membuat Dian terkesima penampilan Dion.
“yan, ayo kita
berangkat kenapa kamu
diem aja sih di situ” Sahut Dion
“Hem….anu aa…aa..ku ini sedang
menyaksikan pangeran dari langit ke-7 tau “.Ucap Dian yang kala itu nampak
terkesima dengan penampilan Dion.
“Apaan sih kok kamu ngaco gitu ayo buru berangkat” Balas Dion
“Hahaha canda keleus ayo kita capcus” Ucap Dian
Hanya
membutuhkan setengah jam dari rumah Dian. Dian dan Dion pun sampai pada tempat
percetakan Sahuti.com sekaligus tempat photo studio. Namun Dian agak kesal
karena sepatu yang ia cuci kemarin harus merasakan cipratan lumpur coklat
sewaktu diperjalanan tadi.
“Udah ah gapapa kok, kamu tetep cantik” Sahut Dion dengan nada meledek
“Ih bukan gitu tau kemarin aku
udah nyuci nih sepatu hiks…” Ucap Dian dengan agak kesal
“Ohiya,itu mata kamu kenapa kok ada item-item gitu? “ Ucap Dion dengan nada
penasaran
“Ih beteeee ini namanya eyeliner,udah ah kamu
jangan liatin mata aku
ayo kita masuk sebelum ujan lagi” Ucap Dian
Pada
waktu itu jam menunjukkan pukul 11:10 menit. Sebelum foto studio Dian terlebih
dahulu membuat 2 kalender . Karena Sahuti.com sedang mengadakan promo akhir tahun
sehingga Dian membuat 2 kalender . Yang jelas 1 laginya untuk Dion. Setelah
mencari desain gambar dari om google. Moment yang dinantikan pun tiba yaitu photo
studio.
“Entah kenapa ini rasanya kyak mau
pidato diatas panggung yang megah, bermacam-macam rasanya jujur saja aku sangat
grogi. Takut aku gabisa berpose dengan benar”.
Tiba..tiba…Secuil pikiran yang terlintas di benak Dian.
Namun
tak kalah grogi, hal ini pun nampak pada Dion. Terbukti dari senyum bibir yang kaku
terlihat setelah beberapa kali foto. Dan setelah beberapa kali foto di dapatkan
hasil yang menurut Dian paling bagus. Usai mereka berfoto. Dion membayar kepada kasir
yang tertulis dua puluh lima ribu rupiah. 2 kalender seharga Rp.15.000 dan 1
foto studio seharga Rp. 10.000. Foto dan
kalender bisa di ambil jam 2 siang.
“Jadi semua
totalnya berapa teh?” Ucap Dion
“Dua puluh lima ribu rupiah” Sahut sang kasir
“Kira-kira bisa jadi jam berapa ya teh? Ucap Dion
“Hem…kira-kira jam 2 juga sudah jadi kok teh” Sahut sang kasir
Usai berfoto dan
membayarkan ke kasir,
Dian pun meledek Dion.
“Ciee yang tadi agak grogi foto sama aku”
ucap Dian
“hem… hehehe” sahut Dion
“Eh jadinya jam 2, yuk kita sholat dulu abis itu kemana gitu hehehe” ucap Dian
“Yaudah gampang ikutin arah angin aja kalo itu mah,terus sekarang mau sholat
dimana?” Balas Dion
“Gak jauh dari sini juga ada mesjid kok yuk...sholat” ucap Dian
kurang
lebih jam 12.45 menit Dian dan Dion pun usai menunaikan sholat dzuhur. Mereka
pun nampaknya masih kebingungan untuk pergi kemana.
“Bro jadinya kemana nih?” Ucap Dian.
“Udah ikutin arah angin aja..” Jawab Dion
“Atuh ya kemanaaaa Dion??? “ Balas Dian
“Hem… ke Mancak aja yu,kan pemandangannya bagus,udaranya juga sejuk hehe” Ucap
Dion
Dengan
motor V-xionnya Dion. Dion pun melaju dengan gagahnya. Hanya membutuhkan waktu
kurang lebih sejam, mereka memasuki kawasan daerah mancak. Mata Dian dan Dion
dimanjakan dengan pemandangan yang indah,jalan yang berkelok-kelok dan penuh
tikungan serta udara yang benar-benar masih terasa segar. Setelah menemukan
tempat yang pas Dian dan Dion pun turun untuk berhenti sejenak. Mereka berhenti
di cagar alam rawa danau yang kala itu memang ramai dengan para pengunjung.
“Hem….subhanallah indah ya Dion, aku tuh suka banget kalo jalan-jalan ke tempat
beginian di bandingkan ke mol hehehe” Ucap Dian.
“Iyaa ya,tapi aku udah tau kok kan kamu sering bgt tiap kali kesini ngomong
gitu” Sahut Dion
“Hahahaha aduh jadi malu sendiri…tapi gatau kenapa aku gak pernah bosen
buat lihat hal-hal yang kayak gini,kekuasaan Allah itu sungguh benar-benar luar
biasa bisa menciptakan alam dan seisinya sesuai dengan kodratnya. Duh jadi
ceramah sangking takjubnya hehe” Ucap Dian
“Haha selow aja kali kyak sama siapa aja,eh yuk kita kesitu yu biar bisa lihat
lebih dekat” Ucap Dion
“Ah,gamau ntar sepatu aku belok (kena tanah merah) kemarin baru di cuci
huhu” Sahut Dian
“Dasar cewe ckckck yaudah kita lihat aja dari sini” Ucap Dion
“Nah gitu dong hehe, kamu emang sahabat aku banget lah bro,eh ngomong-ngomong itu ada
beberapa mobil Jakarta ya. Mereka kok bisa sampe sini ya?” Sahut Dian
“Ohh itu…mungkin orang-orang Jakarta itu habis berlibur ke pantai Anyer lalu
untuk menghindari macet mereka lewat kawasan mancak ini” Ucap Dion.
“Ohh gitu kapan-kapan aku pengen ah ke Anyer lewat sini” Sahut Dian
“Okee siip” Ucap Dion
Setelah
dirasa cukup beristirahat Dian dan Dion pun melanjutkan perjalanan mereka.
Hanya membutuhkan waktu setengah jam mereka sudah sampe di kawasan Serdang.
Lalu menuju tempat percetakan kembali untuk mengambil foto dan kalender. Jam
menunjukkan pukul 15:30 Wib. Mereka pun sampai kembali di tempat percetakan.
Tanpa basa-basi, Dion langsung mengeluarkan nota pembayaran dan
memberikan kepada kasir untuk mengambil foto dan kalender.
“Mas tunggu sebentar ya”
Ucap sang kasir
“Okee” Sahut Dion
“ Nih mas fotonya,kalendernya
lagi di cetak tunggu bentar ya” Ucap sang kasir
Bukan
sulap bukan sihir. Seketika mata Dian dan Dion pun terbelalak melihat foto
mereka tercetak sebesar ukuran poster dinding. Mereka sangat tercengang dengan
ukuran foto yang sebesar itu. Karena mereka mengira tercetak dalam ukuran
kecil.
“Yaampun gede banget nih foto,aku kira ukuran biasa itu ukuran yang kecil” Ucap
Dian dengan mesem-mesem
“ Hahaha iyasih yaudahlah kan aku disini juga jarang kalo sekarang hanya untuk
sehari buat yang segede ini buat kamu seneng gapapa kok” Sahut Dion dengan
santai
“Ah kamu…abis ini makan yuk ?
kamu laper kan,aku yang traktir deh”
Ucap Dian
“Mau makan apa kita?” Sahut Dion.
“Hem makan bakso yu…” Ucap
Dion
“Boleh…boleh” Sahut Dian
Tak
membutuhkan waktu yang lama, Dian dan Dion pun berubah arah dan pikiran .
Mereka melewati daerah brimob Dion dan Dian pun berubah pikiran untuk makan
nasi uduk mang aep karena kebetulan si Dian sudah lama tak merasakan makan nasi
uduk mang aep. Yang katanya juga nasi uduk ini sudah terkenal sampai Anyer.
Mungkin karena murah-meriah dan aneka pilihan lauknya pun banyak.
“Kamu mau pake apa yon? Eh tuh ada perkedel mau ga?” Ucap Dian
“Hem..aku pake tahu sama perkedel deh yan” Sahut Dion
“okee,mang nasi uduk 2 yang 1 pake tempe goreng. Yang satunya lagi pake
perkedel+ tahu ya” Ucap Dian kepada si penjual.
“nih teh” Ucap sang penjual
“Kamu pake tempe doang yan? Kenapa ga pake yang lain?” Sahut Dion
“I love tempe,I like tempe pokoknyaaaa gue suka banget sama tempe yon hehe”
Ucap Dian
“Hahaha dasar cewe tempe “ Sahut Dion
“Yon tapi….bisa-bisa program diet aku gagal nih” Ucap Dian
“Hayolah,please hanya untuk sehari aja jangan pikiran itu dulu” Sahut Dion
“Huhhh…. Iyaiya” Tukas Dian dengan muka bebek
Kurang
lebih 20 menit mereka makan dan duduk sejenak untuk menurunkan makanan sebelum
mereka pulang. Seperti janji Dian, untuk kali ini yang meneraktir makan adalah
Dian. Namun tiba-tiba Dian member kode kepada Dion.
“Dion, kamu tau es piscok eyang
subur itu gak?” Ucap Dian
“Ohh itu.. aku tau kok. Emang kenapa yan? Kamu mau itu?” Sahut Dion
“Hem…. Hahaha tau aja,aku pengen itu tau…. Beli itu yuk sebelum pulang”
Ucap Dian
“Ayuk, eh tapi katanya gigi kamu ngilu kalo makan es?” Sahut Dion
“Tapi kamu lagi pengen es
piscok banget yon .Hayolah kita beli itu sebelum kamu balik ke perantauan kamu ya..ya..ya..” Ucap
Dian
“Iyaadeh.. apa sih yang gak buat sahabat kamu ini” Sahut Dion
“Hehehehe… tapi kamu yang traktir ya hehehe” Ucap Dian
“Iyaa selow aja,tapi jangan merengek soal diet kamu yaa” Sahut Dion
“he eh” Dian mengangguk
Setelah
perbincangan tersebut Dian pun membayar. Kemudian berkeliling mencari sang
penjual es piscok eyang subur yang diinginkan oleh Dian. Setelah mencari
ternyata sang penjual berada di tempat yang tak jauh dari tempat uduk mang aep.
“Yes akhirnya….” Ucap Dian
“Hahaha cie…kesampean juga kan” Sahut Dion
“Kamu mau yang mana yon?”
Ucap Dian
“Aku mau yang pisang aja paket komplit” Sahut Dion
“okee, mang saya yang mangga paket komplit sama 1 pisang yang komplit”
Tak lama sang mamang pun memberikan pesanan yang di pesan oleh Dian
“Eh makan di pinggiran alun-alun Serang
yu jangan makan disini.Kesannya gimanaaaa gitu kalo makan disini” Ucap Dian
“Iyaa bawel “Sahut Dion
Hanya
membutuhkan 5 menit dari tempat jual es piscok eyang subur mereka pun sampe di
Alun-alun Serang. Suasana sore itu sangat ramai, dan kebanyakan para abg-abg
yang sedang jogging,berkumpul dengan komunitas,dll.
“Ittadakimasu yoooon” Ucap Dian
“Ittadakimasu Dian” Sahut Dion
“Nyam..nyamm enyakkkk yon” Ucap Dian
“Hahaha ntar kapan-kapan beli lagi deh okee” Sahut Dion
“Iyeee yon, eh kamu ngomong-ngomong Uas kapan yon?” Ucap Dian
“Aku masih akhir Februari yan Uas nya” Sahut Dion
“Wkwkwk disaat yang lain libur kamu malah baru Uas sabar ya broh” Ucap Dian
“Ahaha selow udah biasa lagian juga” Sahut Dion
“Jaga baik-baik tuh foto ya bro,Cuma untuk hari ini doang mungkin kita kyak
gini. Entah besok-besok kalo ada umur bisa main lagi atau engga.Mudah-mudahan
kita bisa ketemu lagi” Ucap Dian
“Hush….apaan sih kamu ngomongnya ngawur gitu haha,aku kan Cuma di Depok yan gak
jauh-jauh banget” Sahut Dion
“Hiks pokoknya menurut aku sih kalo berjarak ya pasti jauh lah…” Ucap Dian
Setelah
mereka menghabiskan Es piscok eyang subur mereka pun pulang ke habitat rumahnya
masing-masing meski mentari tak bersinar hari ini dan berselimutkan awan
mendung. Namun bagi Dian dan Dion hari ini merupakan hari yang amat bersinar
dengan penuh kejadian manis nan amat menyenangkan Mereka ibarat terlentang sama
makan batu,tengkurap sama makan tanah (kesetian persahabatan atau percintaan
sehingga ikhlas menjalani hidup baik suka maupun duka)