Apa itu
CINTA?
Cinta adalah
sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan
perasaan belas kasih dan sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain berupa
pengorbanan diri,empati,perhatian,kasih sayang,membantu,menuruti
perkataan,mengikuti,patuh,dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek
tersebut.
Menurut saya
bentuk cinta terhadap alam dengan cara menjaga alam ini dengan baik, menjaga
kelestarian dari alam ini agar terlihat asri dan indah. Dimulai dari hal yang
kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya karena kalau kita membuang sampah
sembarangan alam ini sudah tak terlihat asri dan indah lagi.
Sedangkan
bentuk cinta terhadap Tuhan sudah pasti dengan cara melaksanakan perintah dan
menjauhi larangannya. Membaca kitab suci dan mengamalkannya.
Bentuknya
beraneka ragam misalnya :
1. cinta
kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
Dalam surat Al Baqarah, Allah berfinnan : dan diantara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah
2. cinta
berdasarkan hawa nafsu.
3. cinta
yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan
tempat
tinggal.
Dalam Qur’an
cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta
rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan
siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan
orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting
adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat
memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah,
terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam
al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang
memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih
sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah
diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut
rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan
untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.
Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya
saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta
mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot
seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta
jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana
ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta
syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan.
Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti
orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al
Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya
Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta
ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran,
misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat,
membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar
janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam
hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta
shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa
sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi
Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon
dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir
juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa
akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta
syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan
al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu
berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian
diungkapkan dalam doa
ma’tsur dari
hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa
ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan
nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi
dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan
hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha
fi qalb al muhibbi.
8. Cinta
kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal
yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu,
membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al
Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali
sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Kasih sayang
orang tua tulus untuk anak-anaknya. Apa pun mereka lakukan demi kebaikan kita
di masa mendatang.
Kasih sayang saya terhadap orang tua saya adalah saya selalu menurut jika disuruh membantu pekerjaan orang tua saya, saya belajar menuntut ilmu demi orang tua saya dan masa depan saya. mungkin saat ini hanya bisa seperti itu namun saya selalu berusaha untuk membahagiakan orang tua saya kelak nanti di masa depan.
Kasih sayang saya terhadap orang tua saya adalah saya selalu menurut jika disuruh membantu pekerjaan orang tua saya, saya belajar menuntut ilmu demi orang tua saya dan masa depan saya. mungkin saat ini hanya bisa seperti itu namun saya selalu berusaha untuk membahagiakan orang tua saya kelak nanti di masa depan.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
http://severusdika.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-cinta-kasih.html
http://trydjoko.wordpress.com/macam-macam-cinta-menurut-al-quran/
http://severusdika.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-cinta-kasih.html